DR Febby Dt Bangso dan Lembaga Masyarakat Budaya Minangkabau ( Catatan Budaya : Rizal Tanjung *)




Siriah Pulang ka Tampuaknyo: Adat yang Bernapas dalam Dada Urang Awak

Langit Minangkabau tidak hanya dihuni awan dan burung-burung pulang petang, tetapi juga ditinggikan oleh nilai dan ditopang tiang adat yang tak patah digoyang angin zaman. Di tanah yang menghampar antara gunung dan samudra ini, hidup tak sekadar menghela napas—melainkan menyulam warisan, menumbuhkan pusaka dari akar silsilah, dan merawat ruh yang diwariskan datuak dalam tenun kehidupan kaum.

Adat bukanlah benda mati yang dipajang dalam museum nostalgia, tetapi embun yang membasahi daun jiwa tiap anak nagari; ia bukan sekadar laku, tetapi napas; bukan sekadar pakaian, tetapi kulit kedua yang melilit tubuh sejarah.

Dan dalam gelombang waktu yang makin deras meluruh batas antara suara batin dan bising peradaban global, sehelai kabar bersinar dari ranah:

Dr. H. Febby Dt. Bangso, Datuak dari Gurun, kini terpilih sebagai Ketua Dewan Pembina Lembaga Masyarakat Budaya Minangkabau.

Ini bukan sekadar pemilihan, tetapi penjemputan jiwa. Ini bukan sekadar pengangkatan, tetapi pengembalian ruh pada tubuhnya.

Seperti kata pepatah yang diturunkan dari lidah yang telah berlumur petatah:

“Jangan laman tarang dimakan kabau;

jangan rumah gadang diganti kios neon.

Yang kita rawat bukan bentuk, tapi ruh.

Yang kita pelihara bukan nostalgia, tapi harga diri.”

Lembaga Masyarakat Budaya Minangkabau adalah siriah nan pulang ka tampuaknyo.

Ia bukan organisasi biasa, melainkan lambang yang direndam dalam makna, penadah warisan yang tercecer, penjemput pusaka yang hampir punah oleh debu modernitas.


Dan Dt. Febby bukanlah orang yang sekadar bergelar doktor atau alumni Lemhannas; ia adalah anak nagari yang pulang sebagai buya, sebagai datuak yang membawa api dari surau dan cahaya dari musyawarah malam. Ia bukan pemimpin yang berdiri di atas podium, tapi pemikul kendi yang penuh warisan, menyiram tanah adat agar tak retak dan tandus.


Dalam tangannya, Medan Bapaneh bukan hanya arena pertunjukan, melainkan altar nilai. Silek bukan sekadar gerakan tubuh, tetapi gema leluhur yang bangkit dari tidur panjang. Pantun bukan sekadar puisi, tapi tameng jiwa dari kebisingan zaman.


Dan kepada zaman yang kini gemar menciptakan tradisi tanpa akar, ia berkata:


"Orang Minangkabau jangan sampai kehilangan identitas.

Adat, tradisi, dan budaya adalah wajah kita.

Jangan cipta tradisi baru yang tak punya akar.

Mancabiak tu murah, manjahik tu nan susah.

Yang robek bisa kau buang,

tapi yang dijahit adalah pusaka yang disayang.”

Kata-katanya seperti dulang emas di anjung rumah gadang, tempat seluruh anak nagari bisa berkaca dan bertanya:

Apakah kita masih bernapas sebagai orang Minang, atau hanya mengenakan pakaian budaya seperti kostum sesaat dalam festival?

Sebab kesenian bukan pertunjukan, tetapi pantulan jiwa dari nilai yang dijahit dengan benang adat.

Sebab penghulu bukan sekadar gelar, tetapi nadi yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh kaum.

Dan dalam kalimatnya yang tenang, tetapi menghujam ke dasar sanubari, ia berpesan:

 “Ambo yakin, Lembaga Masyarakat Budaya Minangkabau akan jadi wadah bagi insani nan peduli pada nilai sejati.

Adat bukan barang warisan yang usang,

tapi darah yang mengalir dan terus bernyanyi dalam tubuh urang awak.”

Lalu kita pun tahu:

Jika siriah tak pulang ka tampuaknyo, maka rusaklah ladang adat.

Jika adat tak dipulangkan ke penghulu, maka hancurlah simpul kaum.

Dan jika penghulu tak lagi bicara, maka sunyilah surau, mati randai, bisu saluang, dan lenyaplah jalan pulang bagi anak nagari.

Maka hidupkan dia—penghulu, adat, nilai.

Ikuti iramanya.

Kembalikan segala yang tercerai pulang ke tampuaknyo.

Sebab Minangkabau bukan hanya tanah kelahiran,tetapi jiwa yang mesti kau jaga. 

Dalam setiap langkah, dalam tiap irama napas.

Siriah pulang ka tampuaknyo,tradisi pulang ka jantung jiwa urang awak.

Adat tak akan mati,selama datuak tak diam,selama anak nagari tak lupa pulang.


( * Penulis adalah seorang Penyair, Aktor dan Budayawan) 


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال