
Menag Nasaruddin Umar mengamati maket Masjid Raya Baitul Khairaat, Palu, Minggu (2/11/2025) (Foto: Ferizal/Humas Kanwil Kemenag Sulteng)
MANDALIKANEWS.COM | PALU — Menteri Agama Nasaruddin Umar meninjau progres pembangunan Masjid Raya Baitul Khairaat Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (2/11/2025). Dalam kunjungan itu, Menag berpesan agar masjid tidak hanya difungsikan sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan umat di bidang sosial, pendidikan, dan ekonomi.
“Kehadiran masjid bukan sekadar simbol kemegahan bangunan, tetapi harus menjadi pusat pemberdayaan umat. Masjid harus produktif, moderat, dan menebarkan kedamaian,” ujar Menag Nasaruddin Umar di lokasi Pembangunan Masjid Raya Baitul Khairat, Palu.
Menurut Menag, fungsi masjid semestinya meneladani Masjid Nabawi pada masa Rasulullah SAW yang tidak hanya digunakan untuk salat, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran, musyawarah, dan pengelolaan sosial masyarakat.
“Masjid Nabi itu hanya sekitar dua puluh persen digunakan untuk ibadah, selebihnya untuk pendidikan, sosial, dan pengelolaan masyarakat,” jelasnya.
Masjid Raya Baitul Khairaat berdiri di atas lahan seluas 4 hektare dan mampu menampung hingga 15 ribu jemaah. Lokasinya berada di pusat Kota Palu, menggantikan Masjid Agung Darussalam yang rusak akibat gempa, likuefaksi, dan tsunami pada 28 September 2018. Masjid Raya Baituk Khairaat ini rencananya akan diresmikan pada 15 November 2025 mendatang.
Masjid yang berarti Rumah Kebaikan itu dirancang menjadi ikon baru Kota Palu dan simbol kebangkitan masyarakat pascabencana. Masjid ini juga telah meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), masing-masing untuk kubah terbesar dan menara dengan jam analog terbesar di Indonesia.
Menag juga mengapresiasi desain arsitektur masjid yang disesuaikan dengan karakter iklim Kota Palu yang panas dan kering.
“Ini konstruksinya menyesuaikan alam. Palu kan daerah panas, ya. Saya lihat sistem ventilasinya terbuka dan hemat energi,” kata Menag.
Selain sebagai tempat ibadah, Menag menekankan agar masjid berfungsi sebagai ruang pertemuan lintas lapisan masyarakat.
“Masjid ini bisa menjadi wadah sinergi antar kelas sosial. Fasilitas dan pengelolaannya pun harus baik, mulai dari imam, muazin, kebersihan, hingga kegiatan kursus dan pembelajaran,” pungkasnya.***
