Pembinaan CPNS Itjen Kemenag
MANDALIKANEWS.COM | JAKARTA — Inspektur III pada Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenag, Aceng Abdul Azis, memberi pesan khusus kepada Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), khususnya para calon auditor. Aceng Abdul Azis minta mereka untuk menjaga integritas.
“Menjadi auditor bukan sekadar profesi, ini amanah strategis. Kita adalah penjaga marwah Kementerian Agama,” tegas Aceng Abdul Azis, saat memberi pembekalan kepada CPNS Itjen Kemenag dalam kegiatan orientasi yang digelar di Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Aceng, panggilan akrabnya, mengajak para CPNS memahami peran penting pengawasan internal di tengah disrupsi teknologi dan tuntutan publik yang makin tinggi. Ia menekankan, profesi auditor menuntut keteguhan integritas, kecakapan teknis, serta komitmen menjaga akuntabilitas lembaga.
Ia menjelaskan ruang lingkup kerja Inspektorat III sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 33 Tahun 2024, yang mencakup audit, reviu, evaluasi, dan pengawasan terhadap satuan kerja mitra strategis, mulai dari Ditjen Bimas Islam, Bimas Katolik, Bimas Hindu, hingga Kantor Wilayah Kemenag dari Aceh hingga Papua. Dengan cakupan seluas itu, auditor dituntut tak hanya cerdas, tetapi juga berintegritas dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Integritas bukan sekadar sikap, tapi fondasi seluruh kerja pengawasan. Tanpa itu, semua keahlian teknis bisa runtuh oleh godaan. Untuk itu, jaga integritas!” ujarnya.
“Tugas kita bukan hanya mengaudit angka, tapi menjaga agar nilai-nilai agama dan akuntabilitas berjalan seiring,” sambungnya.
Aceng juga menyoroti pentingnya pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam mendukung efektivitas pengawasan. Ia menyebut bahwa AI dapat mendeteksi anomali lebih cepat dari manusia, namun tidak dapat menggantikan nilai-nilai etika dan profesional judgement auditor. “AI hanya alat. Keputusan tetap harus diambil oleh auditor yang punya nurani dan integritas,” tandasnya.
Dengan pembekalan ini, CPNS Itjen diharapkan siap menjadi pengawas internal yang tak hanya melek teknologi, tetapi juga kuat dalam integritas dan mampu memimpin transformasi pengawasan di era digital.***