Wamenag: Bicara Indonesia Pasti Bicara Pesantren

 Wamenag beri nasehat santri putra dan putri Pondok Pesantren Daarul Hikam, Batam pada Minggu (21/09/2025)

Wamenag beri nasehat santri putra dan putri Pondok Pesantren Daarul Hikam, Batam pada Minggu (21/09/2025)

MANDALIKANEWS.COM | JAKARTA — Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafii mengenang sejarah perjuangan santri dan pesantren. Menurutnya, pesantren selalu hadir dalam sejarah perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa.

“Bicara Indonesia sudah pasti bicara pesantren, dan ketika berbicara tentang pesantren sama dengan bicara tentang Indonesia. Karena, pesantren sudah ada lebih dahulu sebelum adanya Indonesia,” ujar Wamenag saat berkunjung ke Pondok Pesantren Daarul Hikam, Batam, Minggu (21/9/2025).

“The founding fathers kita, yang mendirikan negara ini mayoritas adalah lulusan pesantren," sambungnya.

Di hadapan para santri, Wamenag lalu berkosah tentang Resolusi Jihad 1945. Ketika Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan pada Agustus 1945, sekutu di bulan Oktober tentara Sekutu justru memberi ultimatum kepada tentara rakyat Indonesia untuk menyerahkan senjata. "Maka pesantren menjadi bagian yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia sampai terbitlah revolusi jihad,” sebut Romo Syafii.

Wamenag juga menegaskan bahwa peran penting pesantren terus berkembang hingga sekarang. “Di zaman ini, pesantren terus beradaptasi dan berkembang. Dan menurut saya, hanya dengan pemahaman dan pengamalan ilmu agama kita bisa hidup dengan selamat,” pesannya.

Pengasuh pesantren, Ustaz Agus Yusuf, turut menyampaikan harapan besar bagi keberlangsungan lembaga pendidikan ini. “Kami memohon doa untuk pesantren ini agar Batam yang tadinya disebut metropolitan bisa diimbangi dengan kehidupan religius, terutama dunia pesantren semakin berkembang,” tuturnya.

Dalam kunjungan ini Romo dibersamai Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau Iman Setiawan, Wakil Ketua III DPRD Provinsi Kepulauan Riau Bahtiar, Kepala Kemenag Kota Batam Budi Dermawan, Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Muhammad Dirham.

Kunjungan ditutup dengan doa bersama dan foto bersama para santri. Meski singkat, momen itu meninggalkan kesan mendalam.***

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال